Selasa, 31 Desember 2013

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA SELATAN NOMOR 47 TAHUN 2013



ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI 
UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014


PERATURAN GUBERNUR SUMATERA SELATAN NOMOR 46 TAHUN 2013



PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR
NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN 
TAHUN ANGGARAN 2013


Download Disini
------------------------------------------
Download Versi PDF

Minggu, 29 Desember 2013

Pemanfaatan Limbah Tanaman Palawija

Limbah diartikan sebagai sisa proses produksi utama selesai. Misalnya: jerami batang jagung atau daun jagung setelah dipanen buahnya, merupakan sisa sampingan dari proses produksi. Untuk mendayagunakan limbah pertanian yang berlimpah pada saat setelah panen agar mempunyai nilai tambah, maka limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sebagai alternatif untuk mencukupi kebutuhan pakan. 

Pupuk Organik Dari Sampah Kota

Add caption
Debit sampah di kota besar semacam Jakarta bisa mencapai 8500 ton per hari.  Persentase terbesar dari jumlah sampah tersebut adalah sampah organik yang potensial untuk dikembangkan sebagai pupuk.  BPTP DKI Jakarta telah menghasilkan kajian dalam pemanfaatan limbah dengan metode pengomposan, formula pupuk organik padat dalam bentuk pelet dan granul ("HPS Granular/HPS Pelet'), dan pupuk organik cair "HPS-1" (Harapan Petani Sejahtera).

Rabu, 30 Mei 2012

Pestisida

Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".


Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa
  • insektisida (serangga)
  • fungisida (fungi/jamur)
  • rodensida (hewan pengerat/Rodentia)
  • herbisida (gulma)
  • akarisida (tungau)
  • bakterisida (bakteri)
  • larvasida (larva)

Upaya Mengurangi Efek Negatif Pestisida

1. Mengurangi residu
Ada beberapa langkah untuk mengurangi residu yang menempel pada sayuran, antara lain dengan mencucinya secara bersih dengan menggunakan air yang mengalir, bukan dengan air diam. Jika yang kita gunakan air diam (direndam) justru sangat memungkinkan racun yang telah larut menempel kembali ke sayuran.

Berbagai percobaan menunjukkan bahwa pencucian bisa menurunkan residu sebanyak 70 persen untuk jenis pestisida karbaril dan hampir 50 persen untuk DDT. Mencuci sayur sebaiknya jangan lupa membersihkan bagian-bagian yang terlindung mengingat bagian ini pun tak luput dari semprotan petani. Untuk kubis misalnya, lazim kita lihat petani mengarahkan belalai alat semprot ke arah krop (bagian bulat dari kubis yang dimakan) sehingga memungkinkan pestisida masuk ke bagian dalam krop.

PESTISIDA NABATI

Jenis hama yang bergerak, terbang dan suka berpindah-pindah, seperti belalang dan walang sangit, relative sulit ditanggulangi dibandingkan dengan jenis hama yang tidak lincah dan tidak berpindah-pindah, seperti beberapa jenis ulat.  Selain itu untuk mengendalikan hama yang bergerak lebih banyak membutuhkan ramuan pestisida nabati.



Jenis-Jenis Pestisida

Berdasarkan Fungsi/sasaran penggunaannya, pestisida dibagi menjadi 6 jenis yaitu:
1
Produk-produk pestisida
  • Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh : basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, diazinon,dll.

FUNGSI DAN MANFAAT PUPUK

Fungsi dan manfaat pupuk telah diketahui orang. Tak sedikit yang hapal fungsi masing-masing unsur hara penyusun pupuk. Nitrogen (N) bermanfaat untuk daun, phospor (P) untuk pembungaan, dan kalium (K) untuk buah. Banyak buku, majalah, dan brosur pertanian yang menjelaskan hal tersebut. Namun demikian jarang yang menjelaskan perihal mekanisme dan proses penyerapan pupuk oleh tanaman. Hal yang terakhir ini akhirnya menimbulkan beberapa kontroversi dalam hal pemupukan. Disisi lain, kontroversi seputar pemupukan justru dimanfaatkan oleh beberapa produsen pupuk untuk menambah nilai jual dan sebagai alat persaingan dagang. Berikut diskusi seputar kontroversi pupuk dan pemupukan, dengan batasan hanya untuk tanaman hias di pekarangan dan dalam pot. Dari diskusi ini diharapkan kita jangan mudah termakan mitos dan gugon tuhon di seputar pupuk, dan mau membayar lebih untuk sesuatu yang tidak perlu.