Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia
yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun.
dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".
Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa
- insektisida (serangga)
- fungisida (fungi/jamur)
- rodensida (hewan pengerat/Rodentia)
- herbisida (gulma)
- akarisida (tungau)
- bakterisida (bakteri)
- larvasida (larva)
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem.
Dengan adanya pestisida ini, produksi pertanian meningkat dan
kesejahteraan petani juga semakin baik. Karena pestisida tersebut racun
yang dapat saja membunuh organisme berguna bahkan nyawa pengguna juga
bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur yang telah
ditetapkan. menurut depkes riau kejadian keracunan tidak bisa di
tanggulangi lagi sebab para petani sebagian besar menggunakan pestisida
kimia yang sangat buruk bagi kesehatan mereka lebih memilih pestisida
kimia dari pada pestisida botani (buatan) kejadian keracunan pun sangat
meningkat di provinsi tersebut. mMnurut data kesehatan pekan baru tahun
2007 ada 446 orang meninggal akibat keracunan pestisida setiap tahunnya
dan sekitar 30% mengalami gejala keracunan saat menggunakan pestisida
Karena petani kurang tau cara menggunakan pestisida secara efektif dan
penggunaan pestisida secara berlebihan, dan berdasarkan hasil penilitian
Ir. La Ode Arief M. Rur.SC. dari Sumatera Barat tahun 2005 mengatakan
penyebab keracunan pestisida di Riau akibat kurang pengetahuan petani
dalam penggunaan pestisida secara efektif dan tidak menggunakan alat pelindung diri saat pemajanan pestisida,hasilnya dari 2300 responden yang peda dasarnya para petani hanya 20% petani yang menggunakan APD (alat pelindung diri),
60% patani tidak tau cara menggunakan pestisida secara efektif dan
mereka mengatakan setelah manggunakan pestisida timbul gejala pada tubuh
( mual,sakit tenggorokan, gatal - gatal, pandangan kabur, Dll.)dan
sekitar 20% petani tersebut tidak tau sama sekali tentang bahaya
pestisida terhadap kesehatan,begitu tutur Ir. La Ode Arief M. Rur.SC.
beliau juga mengatakan semakin rendah tingkat pendidikan petani semakin
besar risiko terpajan penyakit akibat pestisida. Oleh karena itu, adalah
hal yang bijak jika kita melakukan usaha pencegahan sebelum pencemaran
dan keracunan pestisida mengenai diri kita atau makhluk yang berguna
lainnya. Usaha atau tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah :
- Ketahui dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai salah berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah dan tanaman telah terlanjur tercemar.
- Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau petugas penyuluh.
- Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada penyuluh.
- Jangan telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan menggunakannya.
- Jangan salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan kadang-kadang usia tanaman juga diperhatikan.
- Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.
- Pahami dengan baik cara pemakaian pestisida.
[sunting] APA ITU PESTISIDA?
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan
virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud
hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan
pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur),
bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan
ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap
merugikan.
BBagi kehidupan rumah tangga, yang dimaksud hama adalah meliputi
semua hewan yang mengganggu kesejahteraan hidupnya, seperti lalat,
nyamuk, kecoak, ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap,
ganggang serta kehidupan lainnya yang terbukti mengganggu
kesejahteraannya.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.
Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk
pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702
formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan
bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.
Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah
sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah
saat ini tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida . Namun
kenyataannya di lapangan petani masih banyak menggunakannya. Menyikapi
hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus
menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara
aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5
tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat
waktu, dan tepat takaran).
PERATURAN PEMERINTAH NO. 7 TAHUN 1973
Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam
khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan
efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur
dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam peraturan tersebut
antara lain ditentukan bahwa:
- tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui Komisi Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya
- hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan
- pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida itu
- tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing pestisida.
Dalam peraturan pemerintah tersebut yang disebut sebagai pestisida
adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
dipergunakan untuk:
- memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian
- memberantas gulma
- mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan
- mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, kecuali yang tergolong pupuk
- memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan piaraan
- memberantas atau mencegah hama air
- memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah tangga
- memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Sesuai dengan definisi tersebut di atas maka suatu bahan akan
termasuk dalam pengertian pestisida apabila bahan tersebut dibuat,
diedarkan atau disimpan untuk maksud penggunaan seperti tersebut di
atas.
Sedangkan menurut The United States Federal Environmental Pesticide
Control Act, pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus
untuk memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat,
nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap
hama kecuali virus, bakteria atau jasad renik yang terdapat pada manusia
dan binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang digunakan
sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.
PERANAN PESTISIDA
Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad
pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam
bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang
lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan
vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan
lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap
atau gangguan serangga yang lain.
Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad
pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat
mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak
bijaksana jelas akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia,
sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh
hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida
berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya
adalah:
- harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati
- efisien untuk mengendalikan hama tertentu
- meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan
- tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai
- dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum
- harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut
- sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota
- relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)
- harga terjangkau bagi petani.
Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi
sampai saat ini belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih
diperlukan, bahkan penggunaannya semakin meningkat. Pengalaman di
Indonesia dalam menggunakan pestisida untuk program intensifikasi,
ternyata pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama padi. Pestisida
dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat
dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan.
Pengalaman di Amerika Latin menunjukkan bahwa dengan menggunakan
pestisida dapat meningkatkan hasil 40 persen pada tanaman coklat. Di
Pakistan dengan menggunakan pestisida dapat menaikkan hasil 33 persen
pada tanaman tebu, dan berdasarkan catatan dari FAO penggunaan pestisida
dapat menyelamatkan hasil 50 persen pada tanaman kapas.
Dengan melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan
berkat penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan
pestisida sangat besar dan merupakan sarana penting yang sangat
diperlukan dalam bidang pertanian. Usaha intensifikasi pertanian yang
dilakukan dengan menerapkan berbagai teknologi maju seperti penggunaan
pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan dan pola tanam akan
menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya
problema serangan jasad pengganggu. Demikian pula usaha ekstensifikasi
pertanian dengan membuka lahan pertanian baru, yang berarti melakukan
perombakan ekosistem, sering kali diikuti dengan timbulnya masalah
serangan jasad pengganggu. Dan tampaknya saat ini yang dapat diandalkan
untuk melawan jasad pengganggu tersebut yang paling manjur hanya
pestisida. Memang tersedia cara lainnya, namun tidak mudah untuk
dilakukan, kadang-kadang memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya
yang besar, hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu yang tidak
dapat diharapkan efektifitasnya. Pestisida saat ini masih berperan besar
dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh jasad
pengganggu.
MACAM DAN CONTOH NAMA PESTISIDA
Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan
fungsi dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sbb.:
- Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
- Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.
- Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung.
- Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri.
- Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
- Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
- Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
- Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.
- Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
- Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar).
- Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur.
- Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.
- Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk membunuh ikan.
- Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
- Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
- Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh pohon.
- Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.
Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya tidak menggunakan akhiran sida:
- Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik. Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan perangkap.
- Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang belakang.
- Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.
- Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman lainnya.
- Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan mikroorganisme.
- Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan menghentikan pertumbuhan tanaman.
- Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak nyamuk.
- Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.
- Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).
- Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan.
- Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun.
- Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.
- Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah.
FORMULASI PESTISIDA
Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu.
Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan
dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator
lain. Oleh formulator baru diberi nama. Berikut ini beberapa formulasi
pestisida yang sering dijumpai:
1. Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates)
Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di
belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution),
WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution).
Biasanya di muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan
besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90
persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida
cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut
serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi
karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan
membentuk emulsi. 2. Butiran (granulars) Formulasi butiran biasanya
hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai insektisida sistemik.
Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman pada umur
awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif,
bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat.
Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran
butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila
dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang
nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible
granule). 3. Debu (dust) Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya
terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Dalam bidang
pertanian pestisida formulasi debu ini kurang banyak digunakan, karena
kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila pestisida
formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman). 4.
Tepung (powder) Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya
terdiri atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek
(biasanya 50-75 persen). Untuk mengenal pestisida formulasi tepung,
biasanya di belakang nama dagang tercantum singkatan WP (wettable
powder) atau WSP (water soluble powder). 5. Oli (oil) Pestisida
formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble
concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti
xilen, karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV
(ultra low volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering
digunakan pada tanaman kapas. 6. Fumigansia (fumigant) Pestisida ini
berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang
berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan.
KIMIA PESTISIDA
Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari
105 unsur. Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21
unsur. Unsur atau atom yang lebih sering dipakai adalah carbon,
hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine dan sulfur. Sedangkan
yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum, mercury,
zinc dan arsenic.
1. Sifat pestisida Setiap pestisida mempunyai sifat yang berbeda.
Sifat pestisida yang sering ditemukan adalah daya, toksisitas, rumus
empiris, rumus bangun, formulasi, berat molekul dan titik didih. 2. Tata
Nama Pestisida Pengetahuan pestisida juga meliputi struktur dan cara
pemberian nama atau dikenal dengan tata nama. 3. Cara Kerja Pestisida
- Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena sasaran.
- Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas
- Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman.
- Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida.
CARA PENGGUNAAN PESTISIDA
Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang
penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis
obatnya manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka
menyebabkan sia-sianya penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu
udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan
mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di
bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian
pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis
partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah
hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja
pestisida berkurang.
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida
adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan
menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis
yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping
berakibat mempercepat timbulnya resistensi.
1. Dosis pestisida Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau
kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas
tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau
lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang
telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk
menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah
jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas
atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya
tercantum dalam label pestisida. 2. Konsentrasi pestisida Ada tiga macam
konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida
- Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.
- Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.
- Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.
3. Alat semprot Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas
bermacam-macam seperti knapsack sprayer (high volume) biasanya dengan
volume larutan konsentrasi sekitar 500 liter. Mist blower (low volume)
biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 100 liter. Dan
Atomizer (ultra low volume) biasanya kurang dari 5 liter. 4. Ukuran
droplet Ada bermacam-macam ukuran droplet: Veri coarse spray lebih 300
µm Coarse spray 400-500 µm Medium spray 250-400 µm Fine spray 100-250 µm
Mist 50-100 µm Aerosol 0,1-50 µm Fog 5-15 µm
5. Ukuran partikel Ada bermacam-macam ukuran partikel: Macrogranules
lebih 300 µm Microgranules 100-300 µm Coarse dusts 44-100 µm Fine dusts
kurang 44 µm Smoke 0,001-0,1 µm
6. Ukuran molekul hanya ada satu macam, yatu kurang 0,001 µm
PETUNJUK PENGGUNAAN PESTISIDA
1. Memilih pestisida Di pasaran banyak dijual formulasi pestisida
yang satu sama lain dapat berbeda nama dagangnya, walaupun mempunyai
bahan aktif yang sama. Untuk memilih pestisida, pertama yang harus
diingat adalah jenis jasad pengganggu yang akan dikendahikan. Hal
tersebut penting karena masing-masing formulasi pestisida hanya manjur
untuk jenis jasad pengganggu tertentu. Maka formulasi pestisida yang
dipilih harus sesuai dengan jasad pengganggu yang akan dikendalikan.
Untuk mempermudah dalam memilih pestisida dapat dibaca pada
masing-masing label yang tercantum dalam setiap pestisida. Dalam label
tersebut tercantumjenis-jenis jasad pengganggu yang dapat dikendahikan.
Juga tercantum cara penggunaan dan bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan. Untuk menjaga kemanjuran pestisida, maka sebaiknya belilah
pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan oleb Departemen Pertanian
yang dilengkapi dengan wadah atau pembungkus asli dan label resmi.
Pestisida yang tidak diwadah dan tidak berlabel tidak dijamin
kemanjurannya. 2. Menyimpan pestisida Pestisida senantiasa harus
disimpan dalam keadaan baik, dengan wadah atau pembungkus asli, tertutup
rapat, tidak bocor atau rusak. Sertakan pula label asli beserta
keterangan yang jelas dan lengkap. Dapat disimpan dalam tempat yang
khusus yang dapat dikunci, sehingga anak-anak tidak mungkin
menjangkaunya, demikian pula hewan piaraan atau temak. Jauhkan dari
tempat minuman, makanan dan sumber api. Buatlah ruang yang terkunci
tersebut dengan ventilasi yang baik. Tidak terkena langsung sinar
matahari dan ruangan tidak bocor karena air hujan. Hal tersebut
kesemuanya dapat menyebabkan penurunan kemanjuran pestisida. Untuk
berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu pestisida tumpah, maka harus
disediakan air dan sabun ditergent, beserta pasir, kapur, serbuk gergaji
atau tanah sebagai penyerap pestisida. Sediakan pula wadah yang kosong,
sewaktu-waktu untuk mengganti wadah pestisida yang bocor. 3.
Menggunakan pestisida Untuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa
hal yang harus diperhatikan:
- Pestisida digunakan apabila diperlukan
- Sebaiknya makan dan minum secukupnya sebelum bekerja dengan pestisida
- Harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalam label
- Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan pestisida, demikian pula wanita hamil dan orang yang tidak baik kesehatannya
- Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap melalui luka
- Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut lain yang diperlukan
- Hati-hati bekerja dengan pestisida, lebih-lebih pestisida yang konsentrasinya pekat. Tidak boleh sambil makan dan minum
- Jangan mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila tercium
- Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di tempat terbuka. Gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus
- Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan. Jangan berlebih atau kurang
- Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali dianjurkan
- Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun hujan, cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan arah angin. Bila tidak enak badan berhentilah bekerja dan istirahat secukupnya
- Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan, dibakar supaya tidak digunakan oleh orang lain untuk tempat makanan maupun minuman
- Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan pestisida
- Setelah bekerja dengan pestisida, semua peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian-pakaian, dan mandilah dengan sabun sebersih mungkin.
PETUNJUK KEAMANAN, PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN
- Petunjuk Keamanan
o Jangan makan/minum atau merokok pada waktu bekerja. o Pakailah
sarung tangan, pelindung tubuh, topeng muka, gunakan pakaian berlengan
panjang /celana panjang serta jauhkan dari nyala api pada waktu membuka
wadah dan memindahkan pada waktu bekerja o Sebelum makan, minum atau
merokok dan setelah bekerja, cucilah tangan atau kulit yang terkena
insektisida ini dengan air sabun, yang banyak, jangan menggunakan
insektisida ini 10 hari sebelum tanaman dipanen untuk tanaman pangan. o
Setelah digunakan cucilah dengan air semua peralatan semprot dan pakaian
pelindung jangan mencemari kolam, perairan dan sumber air lainnya
dengan insektisida ini atau wadah bekasnya. o Simpan insektisida ini
secara tertutup rapat di tempat sejuk dan kering, jauh dari bahan
makanan, api, sumber air dan jangkauan anak-anak. o Rusakkanlah wadah
bekasnya, kemudian tanamlah sekurang-kurangnya 0,5 meter di dalam tanah
dan jauh dari sumber air.
- Gejala Dini Keracunan
o Kulit atau mata terasa gatal atau terbakar, pusing, sakit kepala,
banyak menimbulkan keringat, mual, mencret,badan gemetar, pingsan. o
Apabila satu atau lebih gejala tersebut timbul, segera berhenti bekerja,
lakukan tindakan pertolongan pertama dan pergilah ke Puskesmas/dokter
terdekat.
- Petunjuk Pertolongan Pertama pada Keracunan
o Tanggalkan pakaian yang terkena insektisida ini. o Apabila kulit
terkena, segera cuci dengan sabun dan air yang banyak. o Apabila mata
terkena, cucilah segera dengan air bersih selama sedikitnya 15 menit. o
Apabila tertelan dan penderita masih sadar, segera usahakan permuntahan
dengan memberikan segelas air hangat yang diberi 1 sendok garam dapur
atau dengan cara menggelitik tenggorokan penderita dengan jari tangan
yang bersih sampai cairan muntahan menjadi jernih. o Jangan memberi
sesuatu melalui mulut kepada penderita yang pingsan/tidak sadar. o
Apabila terhisap segera dibawa ke ruangan yang berudara sejuk/segar,
apabila perlu berikan pernapasan buatan melalui mulut atau dengan
pemberian oksigen.
- Perawatan oleh Dokter
Perawatan dilakukan secara simptomatik sesuai dengan gejala yang timbul...
Sumber : http://id.wikipedia.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Harap Komentar Tidak Mengandung Unsur SARA